Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Berdaya dengan berbagai peran

Selasa, 17 Oktober 2017

Story : Menulis takdir-Nya

Jika rangkaian peristiwa telah menemui takdirnya, apa mau dikata, terjadilah. Bukan aku ingin menyalahkan semua ini, bukan aku ingin mengakhiri jalan yang sudah terlalui. Lemah katanya, terlalu sering aku membandingkan jalan ini dengan yang lainnya. Mengapa dan mengapa. Banyak pertanyaan tapi minim jawaban. Payah.

Hari itu tiba-tiba hatiku tergerak untuk melangkahkan kaki menujunya. Menemui secercah harapan yang ternyata memberikan motivasi luar biasa. Kelas kepenulisan. Sederhana, yang aku pikir hanya akan mendapatkan ilmu tentang menulis, tapi Allah takdirkan lebih dari itu. 
 
Qadarullah sejenak adzan berkumandang, aku yang seharusnya segera bergegas meninggalkan mbm kala itu  langsung terhenti. ‘Disini dulu lah sholat dulu.’ Dengan pilihan itu pulalah hal tak terduga tiba. Aku bertemu dengan kak Nadhira Arini, pengisi acara kepenulisan. Tidak hanya itu, Alhamdulillah aku berbincang dengannya lama sekali. Sebuah gumaman yang terus aku pekikkan dalam hati saat kelas berlangsung. ‘Duh bisa gak ya ngbrol sama kakak itu, yaAllah pengen.’

Dalam obrolan kami, aku menceritakan semua kisahku kepadanya begitupun sebaliknya. Tak terasa perkenalan singkat selama dua jam itu memberikan makna yang luarbiasa. Kami berbincang banyak sekali, tentang pendidikan, pergaulan, kepenulisan, hingga tentang Jerman. Karena kebetulan kak Dhira juga pernah ke Jerman sebagai volunteer pengungsi dari Syria.

Aku tidak mengerti kenapa begitu mudahnya aku menceritakan semuanya, dilema tentang STAN hingga perjalanan kisahku di STAN. Beliau dengan sabar mendengarkan semuanya, dan memberi motivasi yang indah sekali, kataku. Pada akhirnya aku pun tidak pernah menyangka kak Dhira dengan ringan tangan mau untuk melihat semua tulisan-tulisanku dan membujukku untuk terus menulis, dalam kondisi apapun.

“Jangan takut untuk memulai, kamu itu punya bakat. Jangan disia-siakan, siapa tau kamu bisa jadi penulis yang lebih besar dari aku.”

Apalah ini, terlalu malu aku untuk kembali mengaduh kepada-Nya. Banyak cara yang Allah berikan untuk menghiburku disini. Seolah sebenarnya Allah sudah memberikan yang terbaik dengan ‘memilihkan’ jalan ini, tapi aku saja yang kadang tidak terima lahir dan batin. Lalu apa? Apa Allah marah karena kamu belum menerima takdir-Nya 100%? Tidak! Sama sekali tidak. Justru Allah dengan lembutnya memberi penghiburan yang membuatmu tersentak haru dan menerima semuanya. yaAllah..

“Jadi kamu masih belum moveon dari fk?”
“Nggak kak, bukan gitu. Aku sama sekali nggak pengen. Aku yakin ini jalan terbaik, tapi kadang lingkungan di sini yang terlalu ambisius dan kadang individualis.”
“Emang kamu pikir di fk nggak ambisius dan individualis?”

Glekk.

“Bukannya lingkungan fk itu lebih ambisius ya, dan pelajarannya juga lebih banyak.”

“Iya kak, tapi…”

“Mungkin Allah nyemplungin kamu dengan banyak alasan, selain kepastian kerja, nyatanya disini kamu udah bisa mewujudkan gumaman untuk membagi kebahagiaan buat anak-anak disini kan. Kamu ngajar mereka ngaji itu bagus. Lihatkan ga harus jadi dokter buat bikin mereka tersenyum.”

“Iya kak..”

“Selama ini kamu seperti ini, karena kamu selalu saja membandingkan apa yang kamu dapatkan disini dengan fk. Kamu selalu fokus dengan sisi negatifnya.”

“Coba deh kamu berfikir positifnya, sebenarnya kamu udah tau banyak sisi positifnya. Tapi kamu yang selalu mengelak dan menganggap hal ini berat. Yakin, kamu harus yakin sama Allah 100%. Bahwa Allah menunjukkan jalan ini pasti ada rencana besar suatu hari nanti.”

 “Bener kak. Astaghfirullah.”

“Keyakinan itu harus terus diasah, ga bisa instan. Semua itu dicapai dengan proses. Jangan pernah berhenti. Pun dengan kamu menulis. Jangan berhenti menulis, Aku tunggu tulisan-tulisan kamu.”

Dan hari itu diakhiri dengan sebuah keyakinan. Bahwa benar Allah memberi hikmah yang luar biasa di balik semua peristiwa. Kakak ini adalah salah satu tangan Allah yang berhasil memeluk dan menegakkan  disaat masa futur itu datang. Tidak main-main. Seorang penulis terkenal yang rela waktunya habis untuk mendengar ocehan anak 19 tahun yang mungkin terdengar tidak berfaedah, tapi dia mau duduk bersama dan memberi the power of belief itu.

 “Mulai sekarang dibuka gemboknya, gembok ig. Post tulisan-tulisan di blog dan ig secara berkala. Editor dan penerbit itu selalu ada di tempat tak terduga. Siapa tau saat kamu posting sesuatu ada penerbit yang suka.”

 “Semangat, jadikan semua sebagai cara agar kamu menjadi orang yang lebih baik. Entah itu kondisi paling worst sekalipun, kalau kamu bisa memanfaatkan chance kamu  bakal jadi orang yang hebat.”

***

Alhamdulillah alaa kulli haal. Sejenak aku teringat dengan seonggok ceritaku pada awal mula masuk STAN, aku sempat menguji keyakinanku kepada Allah. Singkat cerita aku mengikuti lomba kepenulisan, lalu sembari menulis aku gumamkan dalam hatiku. YaAllah kalau karya ini berbuah sesuatu berarti itu adalah tanda bahwa aku harus menulis sepanjang hidupku. Aku kirimkan karya itu dengan penuh keyakinan dan harapan.

Hari berganti hari, hingga tiba-tiba ponselku bordering dengan sebuah sms. Aku ingat betul hari itu dimana penerbit mengirimkan sms kepadaku dan mengabari bahwa karyaku akan dipublikasikan dalam bentuk buku sebagai 20 karya terbaik. MasyaAllah. Langsung pada hari itu aku kirimkan semua biodata dan deskripsi penulis.
Keyakinan itu akan berbuah, pasti berbuah. Hanya saja, aku yang terus-terusan lupa, hingga Allah mengingatkanku lagi dan lagi. Akhirnya tinggal seberapa persen kita yakin, itu pilihan. Jadi ingin terus berkutat pada keabu-abuan atau pasti dengan hitam dan putih?

….

"Barangsiapa yang memenuhi hatinya dengan ridha kepada takdir, maka Allah memenuhi dadanya dengan kecukupan, rasa aman, qana'ah, serta mengosongkan hati orang tersebut untuk mencintai-Nya, kembali kepada Allah dengan melaksanakan ketaatan dan menjauhi larangan Allah, dan bertawakkal kepadaNya.” (Ibnul Qayyim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Skincare Rutin Theraskin untuk Ramadhan

Ramadhan, bulan penuh berkah bagi umat Muslim, tentunya memerlukan perhatian khusus dalam merawat kulit yang mungkin terpengaruh oleh peruba...