"Jadi balik tanggal brp Vi?"
"Hah.. tau nih, kayaknya bakal telat balik."
"Dinamika?"
"Yes"
"Wets wkaka semangat deh, pake ikutan sih."
-Apapun kata mereka senyum Vi senyum, hehe. Cukup hanya menelan harapan, pupus, oke sabar ya bukan saatnya pulang, tunggu waktunya.-
Motivasiku, ehm apa ya. Bagiku dulu dinamika adalah sebuah perjalanan yang melelahkan. Panitianya capek, tekanan bertubi-tubi, belum lagi saat kita berhadapan dengan maba dengan prinsip yang berbeda-beda. Settt. Rasa keingintauanku akhirnya mendorong untuk terjun langsung. Demi belajar merasakan arti kepanitiaan yang sebenarnya.
Kepanitiaan ini yang akhirnya membuatku masih tegap berdiri di Bintaro bahkan hingga pertengahan liburanku. Kasihan ya. Haha ngga aku justru merasa sangat beruntung. Dan mari kita flashback saat memori dahsyat itu dimulai...
Oprec Dinamika 2017, jadwal wawancara yang bertepatan dengan Agenda Terbesar Forum Kerjasama Rohis PTK, Fokri Games. Alhasil saat teman-teman lain mengambil nomor antrian dengan baju bebasnya, aku memakai seragam Fokri yang cukup sukses membuat sekelilingku merasa aneh pasti wkwk. Untunglah salah satu motivasi terbesarku Allah kirimkan hari itu. Bapak datang jauh-jauh dari Semarang untuk memberi surprise katanya. MasyaAllah.
"Jadi pak, aku mau wawancara buat panitia ospek."
"Lah bukannya kamu lagi ngurusi Fokri?"
"Iya aku ijin bentar, soalnya wawancara terakhir hari ini."
"Oke baca al fatihah dulu jangan lupa."
Dan wush. Pengumuman pun muncul malam harinya. Alhamdulillah Asistensi Putri. Alhamdulillah..
"Wah Selamat Rakanita."
Panggilan itu, aku dengar pertama dari teman-teman di sekelilingku. MasyaAllah wuh ga bisa diekspresikan lagi kegembiraannya. Karena asistensi adalah bidang yang memang aku impikan. Menanamkan nilai moral dan akhlak langsung kepada mahasiswa dan mahasiswi baru adalah tugasnya. Tanggung jawab baru dimulai.
Hari demi hari aku dan rekan-rekan panitia lalui. Capek sudah pasti. Saat kami harus benar-benar efektif membagi waktu antara latihan dan persiapan UAS. Saat kami harus menjelaskan kepada orang terdekat perihal keterlambatan pulang ke kampung halaman. Atau juga saat kami harus menelan ludah, menguatkan tekad, saat melihat satu persatu teman kami sudah merasakan kenyamanan di kampung halaman.
Going to the extra miles. Cukup bekerja keras di atas rata-rata orang lain. Sedikit saja lebih keras maka kamu yang akan jadi pemenang. Pemenang lomba lari nyatanya hanya berselisihkan 0,00 sekian detik untuk menjadi juara, atau sederhananya peraih IP tertinggi juga hanya selisih sekian poin dengan peringkat kedua. Lihatkan yang bekerja keras sedikit lebih keras saja berhasil menjadi juara.
Lalu Dinamika gimana?
DINAMIKA
Kenyataannya memberikan beribu pelajaran yang sangat luarbiasa. Tentang sebuah keikhlasan, pengabdian, keteguhan, pengorbanan, semuanya. Siapa menyangka! Aku bertemu banyak orang hebat disini. 400an orang rela untuk tetap bertahan demi membangun sebuah generasi. Oke mungkin kata-kata itu sedikit berlebihan, membangun sebuah generasi, awalnya aku juga berfikir seperti itu. Tetapi.. NO. Itu benar adanya.
Nasib generasi yang akan membangun Indonesia 1 atau 3 atau 4 tahun lagi berada di tangan kami hari ini. Mereka yang memasuki gerbang Politeknik Keuangan Negara STAN. Siapa mereka? Sanggupkah kita memastikan bahwa orang-orang ini benar layak untuk membangun. Bukan hanya sekadar anak muda yang beromong kosong mengkritik tanpa solusi, tetapi pemuda yang rela berkorban, tulus, ikhlas demi Indonesia.
Mencari orang yang memiliki keikhlasan itu sulit. Sangat sulit. Maka aku simpulkan, tidak harus mencari, aku akan berupaya membentuknya. Toh nyatanya aku juga dibentuk disini. Dinamika.. jawabannya.
Pengorbanan, bukan, ini bukan pengorbanan. Karena aku tidak merasa berkorban apapun. Aku tetapkan untuk melaluinya dengan hati, demi jiwa yang mendamba perubahan.
Hingga aku bertemu dengan 38 anak luar biasa yang dikirimkan Allah untukku. Mewarnai hari-hariku dengan berbagai kisah, canda, tawa, tangis, bersama. Latar mereka sama, ya sama denganku pada awalnya masuk STAN.
"Jadi kenapa kalian masuk PKN STAN?"
"Disuruh orangtua kak."
"Pengen banggain orangtua."
"Disuruh nenek, katanya biar dapet kerja."
"Sebenernya ga pengen disini sih kak."
"Ya mau gimana lagi yaudah di STAN."
Aku tersenyum mendengar penjelasan mereka, ya mereka sepertiku tepat satu tahun yang lalu. Tapi..perjalananlah yang perlahan akan membuat mereka, aku, kamu, atau dia mengerti. Tidak apa harus berubah. Aku pun juga begitu. Toh perubahan itu ga akan bikin kita mati, selama kita mau menyesuaikan diri. Jangan terpaku dengan yang sudah lalu. Ini pilihan, hadapi. Jadilah juara yang sesungguhnya dengan membuktikan bahwa kita masih tetap berdiri.
"Jadi... gimana kak?"
"Dek.. aku tau kalian anak-anak hebat. Jadi buktiin, buat orangtua kalian bangga punya kalian. Juga buat Kakak bangga punya adik seperti kalian."
Kenyataannya begitu. Kekeluargaan begitu terasa disini. Entahlah. Saat kami harus berkumpul paling lambat pukul 4.15 pagi dan pulang setidaknya pukul 8.30 malam setiap harinya. Belum lagi saat harus memantau adik tingkat untuk mengerjakan tugas, membimbing dan mengingatkan mereka. Rasanya begitu luar biasa. Masa-masa itulah yang jujur aku takut, takut jika suatu saat aku merindukannya. Merindukan saat-saat sholat berjamaah yang sungguh membuat bulir air mata kadang menetes mengingat perjuangan yang luar biasa, juga saat paniknya mencari bahan penugasan untuk maba dan miba, atau hecticnya panitia menyinkronkan pemikiran antar bidang. Totalitas itu yang aku rasakan.
Hingga di suatu titik aku tersadar, mereka tidak bekerja dengan ambisi, mereka bekerja dengan cinta penuh yang mereka punya. Dan itu yang selama ini tidak pernah aku temui di kepanitiaan manapun. Totalitas yang mereka kerahkan bukan untuk mencari pamor atau pengakuan hebat melainkan karena ketulusan demi melihat senyum bangga adik-adik akan almamaternya. Keluarga, sungguh.
Jadi begini yang namanya Dinamika.
Dinamikaku... terimakasih sudah memberikan memori indah luar biasa. Dinamika Reguler atau Dinamika Tugas Belajar.
Terima kasih adikku ber 38 Dinamika Reguler, dek ketahuilah dari awal kita bertemu hingga sampai kapan nanti, aku memandang kalian bukan hanya sebagai mahasiswa biasa tapi aku memandang kalian sebagai harapan. Jadi adik-adik kebanggaan kakak ya dek. Jadi orang hebat itu keren, tapi berjanjilah untuk menghebat bersama, tuntun temannya jangan ditinggal sendirian. Bahagia bersama akan lebih bermakna.
Terima kasih juga abang/kakak ber-31 Dinamika Tugas Belajar. Terima kasih atas segala pencerahan dan nasehatnya bang/kak. Kalian pantas menjadi panutan hehe. Semoga kedepannya tetap sukses atau lebih sukses! Jujur bang/kak, harapanku adalah suatu hari nanti aku bisa seperti abang dan kakak. Doakan kami agar suatu saat nanti lekas bisa menyusul mengambil D4 atau S1.
DINAMIKA
Terima kasih.
Semoga tahun depan dinamika itu tetap ada di hati, dan akan kupastikan tetap ada.
Akhirnya... memang benar
Dinamika bukanlah segalanya... tapi segalanya berawal dari Dinamika
#DINAMIKAPKNSTAN2017
#SatutekadkuBaktikupadamuIndonesia
Assalamu'alaikum teman-teman:) Selamat datang! Blog ini berisi rekam memori dan hikmah masa SMA-Kuliah, perjalanan career, dan kehidupan pasca nikah. Selamat membaca dan semoga bermanfaat^^
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Skincare Rutin Theraskin untuk Ramadhan
Ramadhan, bulan penuh berkah bagi umat Muslim, tentunya memerlukan perhatian khusus dalam merawat kulit yang mungkin terpengaruh oleh peruba...

-
Saat bulan suci Ramadhan tiba, menjaga kesehatan tubuh adalah salah satu prioritas umat muslim yang menjalani ibadah puasa. Dengan perubahan...
-
Indonesia, negara dengan keberagaman budaya dan agama, menjadi destinasi wisata religi yang menakjubkan. Dari pura Hindu Bali hingga masjid ...
Unts unts, tulisan sudah bagus tetapi sayangnya quote dari saya tidak ditulis
BalasHapus