Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Berdaya dengan berbagai peran

Jumat, 04 Agustus 2017

Story : “Sepotong kisah dengan Bunda”

Pagi itu dapur terasa menghangat dengan aroma semerbak yang khas. Masakan bunda. Tidak salah lagi. Gadis kecil yang sedari tadi asik dengan remote TV nya segera menghambur memeluk sang bunda yang tengah sibuk dengan gemercik minyak di panggangan.
“Bunda, masak apa?” tanya gadis itu.
“Masak ayam kecap, kesukaanmu nih say.”
“Duh bunda itu ya, paling bisa deh. Kenapa Bunda bisa gitu sih?”

“Bisa apa maksudnya?”tanya Bunda, heran.
“Anggun, cantik, sholehah, cerdas, bisa semua gitu, Bun.”
“Sayang, wanita itu titik tumpunya sebuah generasi. Udah seharusnya kita bisa handle hal-hal tersulit sekalipun. Seorang ibu yang baik akhlak dan pribadinya pasti bisa mencetak generasi yang hebat, tapi seorang ayah yang baik akhlak dan pribadinya belum tentu bisa melakukan hal itu.”
“Lah, kenapa gitu? Kan kita juga butuh ayah yang hebat kan, Bun?”tanya gadis itu, polos.
“Seorang ayah yang hebat belum menjamin anaknya bisa hebat, tapi ibu yang hebat pasti bisa mencetak anak yang luarbiasa hebat. Karena ibu berperan sebagai sekolah pertama, pendidikan pertama, juga teladan yang utama bagi anaknya.”
“Seperti Bunda yang menjadi idolaku? Hehe.”
“Sayang… jangan pernah berhenti belajar ya. Tidak ada namanya pelajaran menjadi ibu yang baik. Di kampus manapun kamu ga akan dapet pelajaran tentang itu. Karena menjadi sosok “ibu” adalah sebuah proses.”
“Duh Bun meleleh aku dengernya. Gimana sih Bun bisa secantik itu menghadapi segalanya?”
“Emm dari dulu sih ya Bunda cantik.”canda Bunda.
“Ih Bunda, mulai lagi deh. Tapi bener deh Bun.”
“Hehe Sayang sini deh. Adek itu udah dewasa ya. Udah mau tingkat dua kan kuliahnya. Udah bisa hidup mandiri juga, jauh dari Bapak dan Bunda. Jadi ga selamanya adek ada di dekapan Bunda terus.”
“Hehe iya sih Bun. Tapi, aku tu pengennya tetep jadi gadis kecilnya Bunda aja hehe.”
“Ga bisa dong. Suatu saat nanti, pasti akan ada laki-laki yang memintamu kepada Bapak dan Bunda. Jika saat itu tiba, berarti waktunya gadis kecil Bunda harus hidup dengan kemandirian yang sebenarnya. Jadi Bunda biasakan kamu dari sekarang. Gak selamanya Bapak dan Bunda bisa nemenin kamu. Paham, Nak?”
“Emm… paham Bun.”terang gadis itu, sambil menundukkan wajahnya.
“Hehe Bunda yakin, anak Bunda ini sudah melewati banyak hal dengan cantiknya.”jelas Bunda, sambil mengusap anaknya.
“Ih Bunda ih, tapi… Bun. Apakah nanti saat laki-laki yang Bunda maksud itu datang, aku harus jauh dari Bapak dan Bunda?”
“Kalaupun iya, tapi ketahuilah doa akan selalu mendekatkan. Nyatanya dari dulu Bapak dan Bunda ga pernah ngekang kamu buat pergi sejauh mungkin untuk mengejar mimpimu kan. Jadi ga ada yang harus dikhawatirkan.”
“Kalo gitu aku mau sama dia yang bisa menerima kalo Bapak dan Bunda itu begitu berarti buatku hehe.”
(Bunda tersenyum) “Sayang, Bunda juga selalu mendoakan agar laki-laki itu adalah yang terbaik buatmu dan buat semuanya. Hal yang terpenting adalah sabar. Akan ada saatnya, akan ada waktunya. Jadi jangan terbuai kebaikan laki-laki yang datang sementara.”
“Emm iya Bun.”
“Kenapa jawabnya ragu gitu? Hehe. Ketahuilah Nak, ada banyak sekali laki-laki dengan berjuta kebaikan di luar sana. Tapi hanya ada satu kebaikan yang akan Bapak dan Bunda pandang.”
“Apa itu Bun?”
“Ketika dia berani datang untuk melamarmu.”
“Melamar Bun? Berat banget itu. Kuliah aja belum selesai.”
“Maka dari itu, sabar Nak. Dekati Allah, curhat ke Allah jika kamu rasa dia sudah mulai hadir dalam hidupmu.”
“Iya Bun aku sabar ini sabaaaaar. Stalking dikit boleh kan ya tapi, Bun?”
“Dengerin Bunda deh. Kamu inget cerita keanggunan Fatimah dalam menyikapi cinta?”
“Inget Bun, jadi gimana?”
“Coba tutup sosial medianya, alihkan dengan membuka Al-Qur’an. Coba kendalikan semua prasangka, alihkan untuk bersujud di sepertiga malam-Nya. Coba kalo adek liat dia, jangan dilirik. Bisa?”
“Bi… kok berat ya Bun.”
“Ga ada yang berat selama kita meniatkan semua karena Allah. Adek tau itu.”jelas Bunda, sambil tersenyum. Bunda senyum mulu ih.
“Iya Bun. Aku janji akan berusaha untuk itu.”
“Tidak ada yang kebetulan untuk semua hal di dunia ini. Allah mempertemukan adek dengan dia pasti ada alasannya. Entah adek yang berubah menjadi lebih baik karenanya, atau dia yang akhirnya menjadi semakin sholeh karena adek. Nggak ada yang salah dengan sebuah pertemuan.”
“Tapi, gimana kalo di tengah jalan aku futur?”
“Kembali ingatlah satu kebaikan yang tadi Bunda bilang..”terang Bunda.
“Kebaikan yang lain nggak, Bun?”
“Nak.. ketika laki-laki melakukan beribu kebaikan kepadamu tapi tidak berani datang kepada Bapak dan Bunda brarti dia sama saja tidak melakukan apapun untukmu. Namun,  sekalipun dia tidak melakukan apa-apa untukmu tapi berani melangkahkan kaki untuk memintamu artinya dia telah melakukan segalanya untukmu.”
“Gitu ya… Bun.”
“Karena bukan perkara mudah baginya untuk datang dan memintamu dari Bapak dan Bunda, Nak. Bukan hanya sekali atau dua kali dia berpikir. Ada tanggung jawab besar yang tiba-tiba harus ia pikul, sendirian. Dan… dia mau lakukan itu untukmu. Jadi perhitungkan yang itu.”
“Emm… Oke Bun. Siap. Hehe.”
“Nah gitu dong. Mending anak Bunda ini fokus kuliah dulu deh.”celetuk Bunda, sambil tertawa.
“Iyalah Bun, jelas kalo itu haha. Dulu Bapak juga gitu ya, Bun? Hayo.”sindir gadis kecil itu.
(Bunda tersenyum, malu) “Nah, kalo dulu Bapak tanpa basa basi lagi. Dulu Bunda deketnya sama yang lain, tapi tiba-tiba Bunda kenal sama Bapak terus langsung aja gitu datang ke rumah buat melamar.”
“Waduh, berat itu Bun. Gercepnya bukan main. Ga mau kehilangan Bunda ituu. Haha.”
“Apasih anak Bunda ini.”
“Iyalah, aku mau deh kayak Bunda. Pasti Bapak beruntung banget punya Bunda. Aku pengen nanti dia juga merasa beruntung punya aku, Bun. Hehehe.”
“Bunda juga beruntung kok punya Bapak. Tentulah Sayang pasti dia akan bersyukur punya anak Bunda yang nakalnya ga ada abisnya iniii.”
“Ih Bunda ih.”
(Tertawa bersama dan masakan pun matang)
 *******

1 komentar:

Skincare Rutin Theraskin untuk Ramadhan

Ramadhan, bulan penuh berkah bagi umat Muslim, tentunya memerlukan perhatian khusus dalam merawat kulit yang mungkin terpengaruh oleh peruba...